September 25, 2013

Asal Warna Kulit

Eumelanin dengan pembesaran 20 Nanometer
Asal warna kulit dari mana? ...
Sebelum kita mengenal vitiligo lebih jauh, Anda harus tahu terlebih dahulu asal – muasal warna kulit. Meskipun Anda mungkin sudah pernah mempelajarinya pada pelajaran biologi waktu sekolah dulu, refreshing diperlukan sebagai dasar pemahaman Anda didalam memahami bab – bab selanjutnya. Kecuali... Anda seorang dokter kulit  . Jika Anda memang sudah mengetahui tentang seluk – beluk kulit, Anda bisa melanjutkan ke bab berikutnya.
Semua orang mungkin sudah tahu, warna kulit muncul oleh pigmen melanin. Memang betul! Namun, ternyata masih banyak hal lain yang lebih detail yang perlu Anda ketahui. Mari kita telusuri lebih dalam.
Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) kontributor ‘pewarna kulit’, yaitu melanin, karoten dan haemoglobin. Masing-masing  memiliki derajat yang bervariasi. Makanya Anda bisa melihat warna kulit yang beragam.
Mari kita bahas ke – 3 komponen pemberi warna pada kulit.
A.    Melanin
Pada kulit manusia terdapat sel pigmen kulit, sel inilah yang memproduksi warna kulit. Namanya melanosit. Melanosit ditemukan di lapisan basal epidermis. Melanosit menghasilkan butiran-butiran pigmen berwarna kehitaman yang disebut dengan granul melanin. Disebut granul karena bentuknya memang berupa butiran-butiran kecil.
Di otak, jaringan dengan melanin termasuk medula dan zona reticularis kelenjar adrenal, dan pigmen-bantalan neuron dalam bidang batang otak, seperti coeruleus lokus dan substantia nigra.
Ada 3 jenis melanin: eumelanin, pheomelanin dan neuromelanin. Eumelanin ditemukan di rambut, areola, kulit, rambut warna abu-abu, hitam, kuning, dan coklat. Eumelanin lebih banyak pada orang dengan kulit gelap.
Pheomelanin memiliki warna dasar kemerahan. Ditemukan banyak terdapat pada orang dengan rambut merah. Pheomelanin dapat menjadi karsinogenik ketika terpapar sinar ultraviolet Matahari. Sedangkan neuromelanin adalah pigmen gelap yang ada pada bantalan-bantalan serabut saraf manusia.
Melanin merupakan pigmen pewarna kulit sesungguhnya. Apabila dibandingkan dengan 2 kontributor lainnya, yaitu karoten dan haemoglobin, melanin paling dominan. Dari  ketiga  kontributor  berwarna  ini  hanya melanin  yang  dihasilkan  di  kulit. Selain kulit, ia juga memberi warna pada rambut dan mata, lebih tepatnya iris pada mata bahkan didalam gendang telinga dan selaput otak yaitu neuromelanin. Jumlah pigmen melanin yang bervariasi mengakibatkan warna kulit, rambut dan mata menjadi berbeda-beda.
Sebenarnya jumlah sel pigmen (melanosit) sama untuk setiap orang, yang berbeda adalah jumlah dan ukuran granul melaninnya. Semakin banyak dan semakin besar ukuran granul melanin, maka akan semakin hitam. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah granul melanin, maka akan semakin putih.
Sesuai dengan wilayah geografisnya, seseorang bisa memiliki kulit yang cenderung berwarna hitam (negro), kemerahan (indian), coklat atau sawo matang, kuning langsat, putih (bule) atau bahkan sangat putih (albino). Dari sini saja, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sinar matahari memberikan pengaruh pada pigmentasi kulit.
Melanosit terdapat pada lapisan epidermis yang merupakan lapisan terluar kulit, dijumpai di bawah atau di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut. Terbentuknya granul melanosit sebenarnya adalah mekanisme perlindungan kulit untuk mencegah perusakan kulit oleh sinar ultraviolet. Jadi, semakin lama berjemur di bawah sinar matahari, maka pigmen melanin juga semakin banyak dan kulit akan bewarna lebih gelap. Namun harap diperhatikan, kondisi ini terjadi hanya jika semua komponen yang dibutuhkan untuk pigmentasi ada dan berjalan secara normal.
Melanin ditransfer menuju keratinosit terdekat dengan perantara dendrite pada melanosit. Proses pembentukan melanin (melanogenesis) diawali dengan oksidasi dari asam amino tirosin menjadi L-dihidroksifenilalanin (L-DOPA) dan kemudian menjadi dopakuinon. Tahap ini dipercepat oleh enzim tirosinase dan merupakan tahap kritis dalam melanogenesis.
Proses selanjutnya adalah polimerisasi dari dopakinon menjadi melanin, yaitu berupa eumelanin dan feomelanin yang dapat terjadi secara spontan pada pH fisiologis. Pigmentasi dapat diregulasi dengan mengontrol proses melanogenesis. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan sebyawa yang dapat menghambat aktivitas enzim tirosinase.
Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar,  melanosit  diakumulasi  dalam  vesikel  yang  dibentuk  oleh  kompleks  golgi. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan  melanosom. Sintesis melanin dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III. Terakhir struktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit – lapisan kulit terluar yang selalu regenerasi.
Di bawah mikroskop, melanin berwarna coklat, dengan butiran-butiran kecil yang non-refractile (tidak dapat dibiaskan) .Melanin memiliki garis tengah kurang dari 800 nanometer. Ini membedakan melanin dari pigmen darah yang umumnya adalah lebih besar, pendek, tebal dan refractile.
Jalur biosintesis Melanogenesis
Tahap pertama dari jalur biosintesis melanin (Eumelanin dan Phaeomelanin) dikatalisis oleh tirosinase:
Tyrosine → DOPA → dopaquinone
Dopaquinone selanjutnya dapat bereaksi dengan cysteine menghasilkan dua macam sisteinil dopa yang selanjutnya keduanya akan berubah menjadi Phaeomelanin :
Dopaquinone + cysteine → 5-S-cysteinyldopa → benzothiazine intermediate → pheomelanin
Dopaquinone + cysteine → 2-S-cysteinyldopa → benzothiazine intermediate → pheomelanin
Pada tahap lain, dopaquinone juga dapat dikonversi tanpa bereaksi dengan Cysteine membentuk leucodopachrome. Selanjutnya, leucodopachrome akan diubah menjadi eumelanin melalui dua jalur di bawah ini :
Dopaquinone → leucodopachrome → dopachrome → 5,6-dihydroxyindole-2-carboxylic acid → quinone → eumelanin
Dopaquinone → leucodopachrome → dopachrome → 5,6-dihydroxyindole → quinone → eumelanin
Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam melanin reseptor di keratinosit yang dinamakan melanophore. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.
Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel / keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di  dalam  keratinosit,  granul  melanin  bergabung  dengan  lisosom. Itulah sebabnya mengapa melanin menghilang pada sel epitel bagian atas.
Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan pigmentasi pada kulit :
1.   kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit
2.   perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan
3.   penempatan terakhirnya dalam melanin reseptor di keratinosit (melanophore)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melanosit tidak didistribusikan secara random di antara keratinosit, tampak ada pola pada distribusinya, yang disebut dengan epidermal-melanin unit.
Pada manusia, rasio dopa-positif melanosit terhadap keratinosit pada statum basal adalah konstan di dalam setiap area tubuh, tetapi bervariasi dari satu area ke area yang lain. Sebagai contoh, ada sekitar 1000 melanosit/mm2 di kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit skrotum. Jenis kelamin dan ras tidak mempengaruhi jumlah melanosit/unit area. Perbedaan  pada  warna  kulit  terutama  karena  perbedaan  jumlah  granul  melanin  pada keratinosit.
Melanin melindungi DNA dari radiasi UV matahari. Hal ini menjelaskan mengapa orang dengan kulit terang mempunyai tingkat kejadian kanker kulit lebih banyak daripada orang dengan kulit gelap. Konsentrasi tertinggi melanin terjadi pada sel – sel yang lebih dalam dilokalisasi; sel-sel ini membelah lebih aktif. (DNA dari populasi sel yang berkembang biak lebih aktif sangat sensitif terhadap agen berbahaya ).
Kulit dapat berubah menjadi lebih gelap / tanning disebabkan oleh paparan radiasi sinar matahari dalam bentuk UVB Narrowband ( panjang gel: 290 – 320 mm ). Proses tanning melalui 2 tahap proses. Pertama, reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke melanin reseptor di keratinosit ( melanofor ). Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga semakin meningkatkan jumlah pigmen melanin.
B.    Karoten
Jika Anda melihat kulit memiliki warna agak kekuningan, itu merupakan akibat dari kandungan karoten. Karoten didapat dari makanan. Diserap oleh usus dan akan masuk ke dalam darah,  karoten dimetabolisme di usus dan hati menjadi vitamin A. Karoten terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Selain memberi warna pada kulit, karotenoid berperan juga sebagai anti oksidan.
Anda pernah mendengar beta karoten? Beta karoten merupakan salah satu dari 4 jenis karotenoid. Beta karoten merupakan nutrisi esensial yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Beta karoten merupakan antioksidan lemah, meskipun demikian, ia efektif dalam menghambat oksigen tunggal. Beta karoten mampu menstimulasi enzim-enzim untuk memperbaiki DNA yang rusak, meningkatkan aktivitas sel-sel imun dan melindungi kornea mata dari sinar UV. Beta karoten terdapat pada wortel, mangga, labu dan ubi. Makanya kita sering dengar kata orang tua, kalau ingin matanya sehat, banyak – banyaklah makan wortel...
Jenis kedua dari karotenoid adalah Likopen. Likopen merupakan pigmen warna merah pada berbagai buah. Bermanfaat untuk melindungi kulit dari sinar UV, menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah (LDL), sebagai antioksidan kuat untuk mengurangi kerusakan DNA dan protein tubuh, melindungi dari kanker kulit, kanker prostat dan kanker adrenal. Karotenoid jenis ini terdapat dalam tomat, semangka, anggur merah, jambu biji dan pepaya.
Jenis karotenoid yang ketiga adalah Lutein. Lutein merupakan pigmentasi warna kuning dan hijau pada berbagai jenis makanan. Bersama dengan zeaxantin merupakan penyusun setengah karotenoid dalam retina mata. Berfungsi untuk menyerap sinar biru yang membahayakan tubuh, melindungi mata dari degenerasi dan katarak. Lutein turut berperan dalam melawan kanker kolon. Terdapat pada bayam, parslei, kuning telur, alpukat, brokoli, paprika, kol, selada air dan jagung.
Yang terakhir adalah Zeaxantin. Bersama dengan lutein merupakan jenis karotenoid satu-satunya dalam makula mata. Zeaxantin juga memiliki fungsi yang sama dengan Lutein, yaitu menyerap sinar biru yang membahayakan tubuh, melindungi mata dari degenerasi dan katarak. Zeaxantin terdapat pada jagung.
C.    Haemoglobin
Adanya Hb (Haemoglobin) beroksigen dalam dasar kapiler dari kulit memberinya warna kemerahan. Coba Anda perhatikan, pada cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya, hal ini menyebabkan kulit menjadi berwarna merah.
Sebaliknya, pada kondisi dingin yang terjadi adalah vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhkan peredaran darah yang melalui kulit agar panas tak banyak keluar ke lingkungan sekitar. Kurangnya darah pada kulit mengakibatkan kulit berwarna pucat.
Jadi, Anda tidak perlu khawatir. Saat kondisi lingkungan cenderung dingin, warna putih vitiligo terlihat lebih pucat. Karena sebaliknya, ketika kondisi lingkungan panas, maka warna vitiligo terlihat agak memerah.
Ketika suplai nutrisi yang dibutuhkan kulit untuk pembentukan melanosit diperlukan, pendekatan penanganan dengan melancarkan aliran darah yang ada disekitar permukaan kulit merupakan cara yang rasional. Melancarkan aliran darah sama dengan mempermudah suplai nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh.
Kemerah – merahan pada kulit atau disebut juga Eritema pada vitiligo memang bisa menjadi salah satu indikasi kesembuhan atau pigmentasi. Namun tidak 100% benar. Karena banyak gejala eritema diakibatkan oleh penyebab lain. Seperti alergi, digigit serangga, terpapar zat kimia / alergi kosmetik atau penyebab lainnya.
Warna kemerahan yang diakibatkan oleh karena alergi atau karena kulit terpapar zat kimia, digigit serangga atau kosmetik bukan merupakan indikasi akan terjadi pigmentasi. Eritema seperti ini tidak akan disertai dengan pigmentasi, sehingga kulit akan kembali ke warna vitiligo semula.
Kesimpulannya, Anda harus menggunakan cara yang benar untuk mendapatkan warna merah yang mengarah kepada pigmentasi. Tidak asal memerahkan kulit.
Repigmentasi yang penulis alami pada daerah wajah juga melalui tahap perubahan warna, area vitiligo menjadi berwarna kemerahan sebelum kemudian vitiligonya menghilang ( pigmen melanin menutup area vitiligo dan kulit menjadi normal kembali ).

Penulis pernah melakukan cara ini dengan melakukan olah raga dibawah terik matahari dari pukul 07.30 hingga 11.30 siang. Hasil yang didapat adalah terjadinya pigmentasi total pada 3 area vitiligo di daerah wajah, 3-4 hari kemudian.

0 komentar:

Posting Komentar